Rasa malu bagi seseorang merupakan daya kekuatan yang mendorongnya berwatak ingin selalu berbuat baik dan menjauhi segala perilaku tidak baik. Orang yang memiliki watak malu adalah orang yang cepat menyingkiri segala bentuk kejahatan. Sebaliknya, yang tidak memiliki rasa malu bererti ia akan dengan mudah melakukan kejahatan, tidak peduli apa orang kata, walaupun, cercaan orang lain. '
Islam menilai, watak malu itu merupakan sebahagian dari iman. Dengan demikian, orang yang tidak mempunyai rasa malu adalah orang yang hilang imannya. Orang hidup bermasyarakat sudah tentu harus mendengarkan apa kata masyarakat tentang dirinya. Masyarakat pula yang berhak membetulkan apa-apa kelakuan yang tidak baik atau perilaku yang tidak enak. Bagi yang tak punya malu, nasihat atau teguran masyarakat akan dianggapnya seperti angin lalu.
Berdasar riwayat Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: ''Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung, bila berkehendak menjatuhkan seseorang maka Allah cabut dari orang itu rasa malunya. Ia hanya akan menerima kesusahan (dari orang banyak yang marah kepadanya). Melalui ungkapan kemarahan itu, hilang pulalah kepercayaan orang kepadanya.
Bila kepercayaan kepadanya sudah hilang maka ia akan jadi orang yang khianat. Dengan menjadi khianat maka dicabutlah kerahmatan dari dirinya. Bila rahmat dicabut darinya maka jadilah ia orang yang dikutuk dan dilaknati orang banyak. Dan bila ia menjadi orang yang dilaknati orang banyak maka lepaslah ikatannya dengan Islam.''
Tiada ulasan:
Catat Ulasan